Berikut ini adalah Penyakit pada Ayam yang sering ditemukan dan di keluhkan oleh para penghobi
ayam.
1.Pilek
(snot/coryza)
Penyakit ini biasanya sering muncul saat datang peralihan musim. Penyebarannya
melalui udara dan air minum. Meskipun tidak menyebabkan kematian, kondisi ayam
menjadi kurang prima dan bobotnya turun. Penyebab pilek adalah bakteri
Haemophillus galinarum.
Gejala awal ditandai dengan keluarnya ingus encer dari lubang hidung dan
berubah kental kuning dan berbau anyir. Mata tampak sayu dan mengantuk serta
terjadi pembengkakan di sekitar pelupuk mata. Kepala sering digeleng-gelengkan,
gemetar, dan berjalan sempoyongan. Pernapasan terganggu, sering bersin-bersin,
dan terengah-engah seperti tercekik. Ayam yang sakit tampak pucat, lesu, dan
kehilangan nafsu makan meskipun sering minum.
Pengendalian dilakukan dengan cara mengarantina ayam sakit sesegera mungkin di
kandang terpisah. Kandang dibersihkan dan di semprot dengan distinfektan.
Setelah itu, kandang dijemur di bawah sinar matahari. Ayam sakit segera diobati
dengan menyuntikkan Sterptomycin 200mg/ekor selama 3 hari berturut-turut. Cara
lain dengan memberikan obat, seperti Erithromycin, Tetrasulfa, dan
Neoterrymycin. Dosis pemberian sesuai dengan petunjuknya. Untuk pencegahan,
sebaiknya sejak kecil ayam disuntik dengan vaksin snot.
2.Tetelo (new castle disease)
Tetelo biasanya ini muncul dengan tiba-tiba dan menyerang ayam segala umur.
Angka kematian yang ditimbulkannya bisa mencapai 100%. Penyakit ini mudah
menular melalui peralatan kandang serta lantai kandang yang berdebu, kotor, dan
lembap. Sisa pakan atau kotoran yang basah dan berbau juga menjadi pemicu
munculnya penyakit ini.
Tetelo disebabkan oleh serangan Tortor furens, yang dikenal dengan virus ND.
Gejala awal terlihat dari turunnya nafsu makan dan ayam terlihat lesu. Ayam
lebih sering terlihat minum dibandingkan makan. Kotoran encer dan bewarna hijau
keputihan. Tubuhnya gemetar, limbung,berjalan mundur dan berusaha mematuki ayam
lain. Ayam sering bersin, batuk, dan mengorok pada malam hari. Selanjutnya,
sayap akan terkulai dan terjadi kelumpuhan (paralysis) bahkan leher terputar
(torticolis).
Sampai saat ini, tetelo tidak dapat diobati. Langkah yang harus diambil adalah
menghindari kontak fisik antara ayam sakit dengan ayam sehat. Pencegahan
penularan dilakukan dengan membakar bangkai ayam sakit. Untuk mencegah
terulangnya penyakit ini, sebaiknya sejak kecil ayam divaksinasi dengan vaksin
anti NCD.
3.Berak darah (coccidisis)
Penyakit ini menyerang alat pencernaan, seperti usus halus dan usus buntu.
Berak darah akan berkembang biak dan merusak sel-sel epitel sehingga
menyebabkan radang pada usus. Lama-kelamaan alat pencernaan akan rusak, pecah,
dan mengeluarkan darah. Penularannya melalui pakan, air minum, peralatan
kandang, kotoran, dan sisa pakan yang membusuk. Lantai kandang basah juga
menjadi penyebab munculnya penyakit ini.
Berak darah disebabkan oleh protozoa Eimeria sp. Gejalanya antara lain ayam
tampak lesu, pucat, mata sayu, tubuh lemah, dansayap menggantung. Nafsu
makannya pun menurun. Selain itu, bulu terlihat berdiri dan kusam. Dubur basah
dan kotor, sedangkan kotorannya encer, berlendir, bercampur dengan darah, dan
berbau menyengat.
Ayam sakit segera dipisahkan dan ditempatkan di kandang terpisah. Selain itu,
lalat, tikus, burung gereja, dan ayam lain yang bermain di sekitar kandang perlu
dihindari. Pengobatan dilakukan dengan memberikan obat, seperti Coccidiostat,
Trisulfa Drops, dan Sulfamix. Dosis obat yang di pakai tercantum pada label
kemasan. Setelah sehat, sebaiknya ayam tersebut tidak dicampur dengan ayam lain
terlebih dahulu.
4.Berak kapur (pullorum)
Penularan penyakit dapat diturunkan induk kepada anaknya sebelum menetas,
sedangkan penularan dari ayam lain melalui melalui kotoran, peralatan, mesin
tetas, dan kontak langsung dengan ayam sakit. Angka kematian tertinggi terjadi
pada anak ayam hingga mencapai 50%. Namun, ayam dewasa pun bisa terkena
serangan penyakit ini.
Berak kapur disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Gejala yang terlihat
adalah selera makan turun, bobot terus menyusut, tubuh lesu, menggigil, lemah,
dan mengantuk. Ayam sakit mengalami mencret-mencret, sedangkan kloaka dan
bulu-bulu di sekitarnya basah oleh kotoran encer bewarna hijau kecokelatan.
Ayam yang sudah sakit parah sebaiknya dibakar agar tidak menular ke ayam lain,
sedangkan ayam sehat segera dipindahkan ke kandang lain yang sudah disemprotkan
desinfekta. Peralatan kandang sebaiknya disterilkan dan ayam sehat segera
diberi obat, seperti Furozalidone, Sulfonamida, Cotyvit Powder, dan Sulfamix.
5.CRD (chronic respiratory disease)
Penyakit pernapasan ini sebenarnya tidak ganas, tetapi bersifat kronis atau
menahun sehingga dapat belangsung hingga berbulan-bulan. Meskipun angka
kematian akibat penyakit ini kecil, tetapi biasanya diikuti oleh sekunder lain.
Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan ayam sakit, pakan, air minum,
atau kandang. Penyakit ini mudah mewabah saat musim hujan.
CRD disebabkan oleh virus PPLO (Pleuro Pnemonia Like Organism). Gejala yang
terlihat adalah lubang hidung mengeluarkan lendir, kental dan bewarna kuning.
Akibatnya, ayam menjadi sulit bernafas dan berbunyi melengking saat bernafas,
bersin-bersin, dan ngorok. Selain itu, muka tampak bengkak, lesu dan kandang
mencret. Selera makan pun turun dan menyebabkan bobot menyusut drastis.
Ayam sakit harus dipindahkan ke kandang terpisah. Sanitasi kandang dan
lingkungan harus selalu dijaga. Selain itu, kandang harus selalu mendapat sinar
matahari dan udara segar. Demikian pula tempat pakan dan minum juga harus
selalu dibersihkan. Untuk menambah daya tahan tubuh, pemberian vitamin perlu
ditambahkan pada minumannya. Pengobatan dengan memberikan obat, seperti
Streptomycin, Chlorcyclin, Lincomycin, dan Tylosin dengan dosis yang telah
tertera pada label kemasan.
6.Bubulan
Penyakit
bubulan pada kaki ayam bangkok disebabkan infeksi bakteri. Kaki ayam bangkok
ada sedikit luka akibat gesekan dengan lantai kandang yang kasar, kaku dan
tidak elastis. Kebanyakan kejadian kaki bubulan terjadi pada kandang ayam
bangkok model panggung terbuat dari bambu, kayu atau kawat ram. Sedikit luka saja,
tetapi karena lantai kandang kotor karena kotoran ayam, maka ada bakteri yang
masuk kedalam kaki yang luka.
Secara mudah
kejadian bubulan dijelaskan sbb : Bakteri yang masuk kedalam
telapak kaki ayam ini secara langsung akan menginfeksi, bakteri secara otomatis
akan dilawan alamiah sel darah putih, akibat perlawanan sel darah putih tadi
bakteri akan kalah dan berubah jadi pus (nanah bhs jawa) yang pada akhirnya
mengeras berubah seperti keju atau nasi putih tertutup kulit kaki (didalam
kulit kaki) ayam bangkok, tampak dari luar seperti benjolan. Benjolan bubul di
kaki ayam ini akan mengganggu ayam berdiri atau nantinya waktu di adu.
Cara
mengatasi dengan dioperasi bedah. Siapkan peralatan : pisau / gillete,
betadine, alkohol, kapas, perban, benang dan jarum. Prosedur
pembedahan sbb :
a.
Ayam kaki bubulan dipegang pembantu dengan cara kaki terbalik menghadap keatas,
kemudian kaki ayam yang infeksi bubulan dibersihkan dengan alkohol.
b.
Iris / sayat benjolan bubul menyilang (seperti huruf X) dengan gillette
baru (steril), setelah itu tekan / pencet pus (seperti keju / nasi putih)
sampai keluar semua, diusahakan sampai bersih. Bila ada sedikit darah,
bersihkan dengan kapas agar pus terlihat dan benar2 bersih.
c.
Setelah pus bersih, olesi bekas sayatan dan luka operasi dengan betadine,
kemudian (bila bekas sayatan cukup lebar karena benjolan bubul cukup besar)
jahit luka dengan benang dan jarum sampai luka menutup.
d.
Olesi kembali luka luar bekas jahitan dengan benang. Kemudian bekas kaki yang luka
ditutup / ditali dengan perban secara kuat2 agar tidak terlepas waktu ayam
bangkok di lepas.
c.
Biarkan luka tertutup perban selama 1 minggu, kemudian dibuka dan diperiksa,
dalam satu minggu luka sudah menutup, tetapi bekas luka harus diolesi betadine
lagi dan diperban kembali. Hal ini dilakukan sampai bekas luka menutup dan
mengering serta sembuh.SND