Penyakit Pada Ayam (Bagian 1)

Posted: Friday, April 26, 2013 by @pohontua28 in Labels: ,
0



Berikut ini adalah Penyakit pada Ayam yang sering ditemukan dan di keluhkan oleh para penghobi ayam.
1.Pilek (snot/coryza)
Penyakit ini biasanya sering muncul saat datang peralihan musim. Penyebarannya melalui udara dan air minum. Meskipun tidak menyebabkan kematian, kondisi ayam menjadi kurang prima dan bobotnya turun. Penyebab pilek adalah bakteri Haemophillus galinarum.
Gejala awal ditandai dengan keluarnya ingus encer dari lubang hidung dan berubah kental kuning dan berbau anyir. Mata tampak sayu dan mengantuk serta terjadi pembengkakan di sekitar pelupuk mata. Kepala sering digeleng-gelengkan, gemetar, dan berjalan sempoyongan. Pernapasan terganggu, sering bersin-bersin, dan terengah-engah seperti tercekik. Ayam yang sakit tampak pucat, lesu, dan kehilangan nafsu makan meskipun sering minum.
Pengendalian dilakukan dengan cara mengarantina ayam sakit sesegera mungkin di kandang terpisah. Kandang dibersihkan dan di semprot dengan distinfektan. Setelah itu, kandang dijemur di bawah sinar matahari. Ayam sakit segera diobati dengan menyuntikkan Sterptomycin 200mg/ekor selama 3 hari berturut-turut. Cara lain dengan memberikan obat, seperti Erithromycin, Tetrasulfa, dan Neoterrymycin. Dosis pemberian sesuai dengan petunjuknya. Untuk pencegahan, sebaiknya sejak kecil ayam disuntik dengan vaksin snot.


2.Tetelo (new castle disease)
Tetelo biasanya ini muncul dengan tiba-tiba dan menyerang ayam segala umur. Angka kematian yang ditimbulkannya bisa mencapai 100%. Penyakit ini mudah menular melalui peralatan kandang serta lantai kandang yang berdebu, kotor, dan lembap. Sisa pakan atau kotoran yang basah dan berbau juga menjadi pemicu munculnya penyakit ini.
Tetelo disebabkan oleh serangan Tortor furens, yang dikenal dengan virus ND. Gejala awal terlihat dari turunnya nafsu makan dan ayam terlihat lesu. Ayam lebih sering terlihat minum dibandingkan makan. Kotoran encer dan bewarna hijau keputihan. Tubuhnya gemetar, limbung,berjalan mundur dan berusaha mematuki ayam lain. Ayam sering bersin, batuk, dan mengorok pada malam hari. Selanjutnya, sayap akan terkulai dan terjadi kelumpuhan (paralysis) bahkan leher terputar (torticolis).
Sampai saat ini, tetelo tidak dapat diobati. Langkah yang harus diambil adalah menghindari kontak fisik antara ayam sakit dengan ayam sehat. Pencegahan penularan dilakukan dengan membakar bangkai ayam sakit. Untuk mencegah terulangnya penyakit ini, sebaiknya sejak kecil ayam divaksinasi dengan vaksin anti NCD.

3.Berak darah (coccidisis)
Penyakit ini menyerang alat pencernaan, seperti usus halus dan usus buntu. Berak darah akan berkembang biak dan merusak sel-sel epitel sehingga menyebabkan radang pada usus. Lama-kelamaan alat pencernaan akan rusak, pecah, dan mengeluarkan darah. Penularannya melalui pakan, air minum, peralatan kandang, kotoran, dan sisa pakan yang membusuk. Lantai kandang basah juga menjadi penyebab munculnya penyakit ini.
Berak darah disebabkan oleh protozoa Eimeria sp. Gejalanya antara lain ayam tampak lesu, pucat, mata sayu, tubuh lemah, dansayap menggantung. Nafsu makannya pun menurun. Selain itu, bulu terlihat berdiri dan kusam. Dubur basah dan kotor, sedangkan kotorannya encer, berlendir, bercampur dengan darah, dan berbau menyengat.
Ayam sakit segera dipisahkan dan ditempatkan di kandang terpisah. Selain itu, lalat, tikus, burung gereja, dan ayam lain yang bermain di sekitar kandang perlu dihindari. Pengobatan dilakukan dengan memberikan obat, seperti Coccidiostat, Trisulfa Drops, dan Sulfamix. Dosis obat yang di pakai tercantum pada label kemasan. Setelah sehat, sebaiknya ayam tersebut tidak dicampur dengan ayam lain terlebih dahulu.

4.Berak kapur (pullorum)
Penularan penyakit dapat diturunkan induk kepada anaknya sebelum menetas, sedangkan penularan dari ayam lain melalui melalui kotoran, peralatan, mesin tetas, dan kontak langsung dengan ayam sakit. Angka kematian tertinggi terjadi pada anak ayam hingga mencapai 50%. Namun, ayam dewasa pun bisa terkena serangan penyakit ini.
Berak kapur disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Gejala yang terlihat adalah selera makan turun, bobot terus menyusut, tubuh lesu, menggigil, lemah, dan mengantuk. Ayam sakit mengalami mencret-mencret, sedangkan kloaka dan bulu-bulu di sekitarnya basah oleh kotoran encer bewarna hijau kecokelatan.
Ayam yang sudah sakit parah sebaiknya dibakar agar tidak menular ke ayam lain, sedangkan ayam sehat segera dipindahkan ke kandang lain yang sudah disemprotkan desinfekta. Peralatan kandang sebaiknya disterilkan dan ayam sehat segera diberi obat, seperti Furozalidone, Sulfonamida, Cotyvit Powder, dan Sulfamix.

5.CRD (chronic respiratory disease)
Penyakit pernapasan ini sebenarnya tidak ganas, tetapi bersifat kronis atau menahun sehingga dapat belangsung hingga berbulan-bulan. Meskipun angka kematian akibat penyakit ini kecil, tetapi biasanya diikuti oleh sekunder lain. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan ayam sakit, pakan, air minum, atau kandang. Penyakit ini mudah mewabah saat musim hujan.
CRD disebabkan oleh virus PPLO (Pleuro Pnemonia Like Organism). Gejala yang terlihat adalah lubang hidung mengeluarkan lendir, kental dan bewarna kuning. Akibatnya, ayam menjadi sulit bernafas dan berbunyi melengking saat bernafas, bersin-bersin, dan ngorok. Selain itu, muka tampak bengkak, lesu dan kandang mencret. Selera makan pun turun dan menyebabkan bobot menyusut drastis.
Ayam sakit harus dipindahkan ke kandang terpisah. Sanitasi kandang dan lingkungan harus selalu dijaga. Selain itu, kandang harus selalu mendapat sinar matahari dan udara segar. Demikian pula tempat pakan dan minum juga harus selalu dibersihkan. Untuk menambah daya tahan tubuh, pemberian vitamin perlu ditambahkan pada minumannya. Pengobatan dengan memberikan obat, seperti Streptomycin, Chlorcyclin, Lincomycin, dan Tylosin dengan dosis yang telah tertera pada label kemasan.

6.Bubulan
Penyakit bubulan pada kaki ayam bangkok disebabkan infeksi bakteri. Kaki ayam bangkok ada sedikit luka akibat gesekan dengan lantai kandang yang kasar, kaku dan tidak elastis. Kebanyakan kejadian kaki bubulan terjadi pada kandang ayam bangkok model panggung terbuat dari bambu, kayu atau kawat ram. Sedikit luka saja, tetapi karena lantai kandang kotor karena kotoran ayam, maka ada bakteri yang masuk kedalam kaki yang luka.
Secara mudah kejadian bubulan dijelaskan sbb :  Bakteri yang masuk kedalam telapak kaki ayam ini secara langsung akan menginfeksi, bakteri secara otomatis akan dilawan alamiah sel darah putih, akibat perlawanan sel darah putih tadi bakteri akan kalah dan berubah jadi pus (nanah bhs jawa) yang pada akhirnya mengeras berubah seperti keju atau nasi putih tertutup kulit kaki (didalam kulit kaki) ayam bangkok, tampak dari luar seperti benjolan. Benjolan bubul di kaki ayam ini akan mengganggu ayam berdiri atau nantinya waktu di adu.

Cara mengatasi dengan dioperasi bedah. Siapkan peralatan : pisau / gillete, betadine, alkohol, kapas, perban, benang dan jarum. Prosedur pembedahan sbb :
a. Ayam kaki bubulan dipegang pembantu dengan cara kaki terbalik menghadap keatas, kemudian kaki ayam yang infeksi bubulan dibersihkan dengan alkohol.
b. Iris / sayat benjolan bubul menyilang (seperti huruf X) dengan gillette baru (steril), setelah itu tekan / pencet pus (seperti keju / nasi putih) sampai keluar semua, diusahakan sampai bersih. Bila ada sedikit darah, bersihkan dengan kapas agar pus terlihat dan benar2 bersih.
c. Setelah pus bersih, olesi bekas sayatan dan luka operasi dengan betadine, kemudian (bila bekas sayatan cukup lebar karena benjolan bubul cukup besar) jahit luka dengan benang dan jarum sampai luka menutup.
d. Olesi kembali luka luar bekas jahitan dengan benang. Kemudian bekas kaki yang luka ditutup / ditali dengan perban secara kuat2 agar tidak terlepas waktu ayam bangkok di lepas.
c. Biarkan luka tertutup perban selama 1 minggu, kemudian dibuka dan diperiksa, dalam satu minggu luka sudah menutup, tetapi bekas luka harus diolesi betadine lagi dan diperban kembali. Hal ini dilakukan sampai bekas luka menutup dan mengering serta sembuh.SND

0 comments: